Rabu, 25 Februari 2009

Idealisme Di Keranjang Sampah

Kehidupan ini tidak akan berkembang sepesat sekarang ini tanpa kehadiran orang-orang yang selalu memeras otaknya untuk menghasilkan buah pikirannya yang cemerlang, untuk membuat kehidupan ini lebih mudah, enjoy dan bermakna. Mereka adalah orang-orang yang memiliki pikiran -pikiran luhur (ideal) mengenai makna kehidupan ini. Bagi mereka, dirinya harus bermanfaat bagi sebanyak-banyak manusia dan mahluk lain di jagat ini. Upaya mereka itu kini telah kelihatan dan sangat terasa dengan berbagai penemuan yang mereka peroleh dalam berbagai bidang kehidupan : bidang IPTEK, bidang sosial, budaya dan lain-lain.
Namun, apa yang mereka hasilkan itu disisi lain telah membuat kebanyakan manusia terninabobokan dalam budaya “selalu ingin mudah dan jalan pintas”. Hal ini jelas membuat idealisme terbuang kekubangan sampah. Sebagian orang rela menanggalkan baju idealismenya dan “berbugil” dalam onggokan kompetisi semu demi sebuah ambisi. Idealisme telah menjadi sampah.

Jumat, 20 Februari 2009

FISIKA ITU AYAT ALLAH

Jagat raya dengan segala isinya memperlihatkan kesempurnaan dan keteraturan yang luar biasa, sangat menakjubkan dan sekaligus penuh misteri. Tiap sudut alam adalah keajaiban, keindahan, keharmonisan dan kedahsyatan dari sebuah existensi yang tak terhingga. Dari alam yang sangat besar ; Galaksi, black hole, bintang raksasa, super nova dan lain-lain, dimana baginya planet bumi ini hanyalah setitik debu, sampai yang terkecil, yang amat sangat renik; elektron, proton, neutron, atom, virus, sel dan bakteri serta masih banyak lagi zarrah-zarrah lainnya, dimana baginya ujung jarum adalah sebuah lapangan yang sangat luas, selalu mempertontonkan existensinya dipelataran akal manusia dengan pertunjukkan amat memukau, menarik gairah akal untuk terus menyelaminya namun sekaligus membisukannya. Merontakan intelegensi manusia untuk berteriak: merdeka dari belenggu kebodohan!, namun sekaligus meruntuhkan dan melumpuhkan arogansi dan kesombongannya kemudian membekulah intelegensi manusia itu di ruang gelap yang pekat. Subhanallah! inilah Maha Karya Besar yang yang tercipta hanya dengan sebuah kata : KUN!, JADILAH ! Fayakun!, maka jadilah! Maka terciptalah ruang alam: materi dan energi dengan bingkai waktu. Dan tercipta pula alam lain yang tak terbingkai waktu. Dan, mungkin juga telah tercipta jutaan alam lain yang tidak bisa didefinisikan oleh akal manusia dengan segala keterbatasannya, karena memang, bagaimana mungkin akal manusia yang juga merupakan bagian dari ciptaan-Nya dan amat kecil dapat menjelaskan dan menjangkau seluruh yang tercipta dengan jumlah takterhingga. Maka sesungguhnya, wujud semesta adalah deskripsi amat nyata tentang Ada-Nya Sang Maha Pencipta. Alam adalah ayat Allah, ayat kauniyyah sebagai petunjuk sesungguhnya tentang Yang Maha Ada dengan segala keberadaan-Nya.


Alam sebagai ayat kauniyyah itulah semestinya selalu menjadi media tafakkur bagi seluruh manusia untuk menemukan jati dirinya sebagai mahluk Allah yang paling sempurna dan mengembangkan kompetensi fikirannya seoptimal mungkin sebagai bentuk nyata dari tugas utamanya di alam ini sebagai khalifah Allah di bumi, wakil Allah yang harus sanggup menata bumi yang dipijaknya dan langit yang menaunginya serta sekaligus menadikan tempat manusia mengabdi ( beribadah) kepada-Nya. Maka tafakkur tentang alam semesta dengan mempelajari sifat, perilaku dan interaksinya adalah merupakan sebuah keniscayaan bagi manusia untuk mencapai predikat mahluk paling mulia. Tanpa proses tersebut, akan sangat mustahil manusia bisa menampilkan dirinya sebagai khalifah Allah di alam ini.

Existensi alam berupa ayat -ayat Allah, terutama yang berwujud zat atau benda yang dapat dipelajari dan diteliti memiliki konsep, hukum, teori serta potulat sebagai deskripsi dari keteraturannya itu. Ilmu yang mempelajari sifat, perilaku dan interaksi alam dengan menggali konsep, hukum, teori dan postulat tersebut dinamakan ilmu fisika. Oleh karena itu tepatlah jika dikatakan bahwa fisika itu adalah ayat Allah.

Subhanallah. Wallahu A'lam ......!